Senin, 14 Mei 2018

Makalah Pemikiran Kalam Harun Nasution

    Assalamu’alikum warahmatullahi wabarakatuh segala puji bagi Allah Subahanahuwata’ala, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan tugas mkalah kami yang berjudul “Pemikiran Kalam Harun Nasution” ini. Solawat serta salam akan selalu tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad sallallahu’alaihiwasallam, yang berkat kehadiran beliau di muka bumi ini kehidupan manusia yang sebelumnya kacau balau berubah menjadi kehidupan yang teratur dan harmonis serta penuh dengan cahaya iman dan islam.
         Harun Nasution banyak sekali mengemukakan pendapat-pendapatnya di bidang pendidikan, tidak terkecuali bidang ilmu kalam. Ia banyak membandingkan pendapat-pendapat para ulama-ulama terdahulu dan membuat sebuah kesimpulan dari pendapat-pendapat tersebut. Namun tidak jarang juga ia mengungkapkan pndapatnya sendiri mengenai masalah-masalah yang sering kali diperdebatkan oleh para ulama. Beberapa pemikiran kalam Harun Nasution antara lain: peranan akal, pembaharuan teologi, dan hubungan akal dan wahyu. Ketiga hal tersebut akan kami coba uraikan dalam makalah kami ini.
         Kami sangat berterimakasih kepada orang-orang yang sangat berjasa dalam pengerjaan makalah kami ini, diantaranya:
1.    Muh. Solihin, M. Pd selaku dosen pengampu mata kulyah Aqidah Ilmu Kalam yang selalu memberikan masukan dan bimbingan kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik.
2.    Kedua orangtua yang selalu memberikan dukungan dan semangat selama kami mengerjakan makalah ini shingga kami bisa menyelesaikan makalah kami ini tepat waktu.
penulis menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami meminta kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang dapat membuat makalah kami ini menjadi lebih baik lagi, terimakasih.
11 November 2017

Kelompok 6





PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

         Di dalam kehidupan bermasyarakat terjadi banayak sekali problema, termasuk di dalam kehidupan beragama. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat ini bisa diselesaikan dengan berbagai macam ilmu pengetahuan yang semakin berkembang di masa sekarang ini. perkembangan ilmu pengetahuan selalu memgikuti perkembangan zaman, oleh karena itu banyak bermunculan tokoh-tokoh intelektual yang mengungkapkan pemikiran-pemikiran mereka untuk menjawab masalah yang dihadapi oleh masyarakat baik masalah yang pernah dibahas pada masa sebelumnya maupun masalah yang baru muncul di dalam kehidupan masyarakat.
         Seringkali terjadi perbedaan di dalam pendapat setiap tokoh tersebut, tidak terkecuali di dalam Ilmu Kalam. Banyak tokoh yang mengemukakan pendapat mereka dan pada kesempatan kali ini kami tertarik untuk menggali lebih dalam mengenai Pemikiran Kalam Harun Nasution.

B. Rumusan Masalah


1.      Bagaimanakah kisah pendidikan Harun Nasution?
2.      Apa sajakah pemikiran kalam Harun Nasution?

C. Tujuan

1.      Untuk mengetahui pemikiran kalam Harun Nasution.
2.      Mengetahui kish perjalanan pendidikan Harun Nasution





ISI

A. Sejarah Pendidikan Harun Nasution

          Harun Nasution lahir pada hari selasa, 23 September 1919 di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Ia merupakan putra dari Abdul Jabar Ahmad, seorang ulama, hakim dan penghulu. Sedangkan ibunya Maimunah seorang Boru Mandailing Tapanuli, ia keturunan seorang ulama dan pernah bermukim di Mekkah, dan pernah mengikuti beberapa kegiatan di Masjidil Haram.
          Harun Nasution berasal dari keturunan orang-orang yang taat beribadah dan mempunyai ekonomi yang cukup memadai sehingga ia mampu melanjutkan cita-citanya mendalami ilmu pengetahuan.
          Harun Nasution memulai pendidikan formalnya dari HIS (Holladsch Inlandche school) pada waktu berumur tujuh tahun. Ia belajar bahasa belanda dan pengetahuan umum lainnya selama tujuh tahun di sekolah itu. Pendidikan agamanya ia dapat dari keluarganya dengan belajar mengaji, shalat dan ibadah lainnya. Setelah tamat dari HIS Harun Nasution melanjutkan pendidikannya ke sekolah agama yang bersemangat modern, yaitu MIK (Moderne Islamietsche School) di Bukit Tinggi tahun 1934. Harun Nasution tidak lama di MIK dan meminta kepada orang tuanya untuk mengizinkannya pindah study ke Mesir. Di Mesir ia mulai mendalami islam di universitas Al-Azhar pada Fakultas Ushuluddin, tidak puas dengan pengetahuan yang ia dapatkan di Universitas tersebut , Harun Nasution kemudian pindah ke Universitas Amerika di Kairo. Di Universitas tersebut ia tidak mendalami hukum-hukum islam akan tetapi ia mendalami ilmu pendidikan dan ilmu sosial. Setelah lulus dan mendapat gelar BA ia kemudian melanjutkan studinya ke Mc. Gill, Kanada, pada tahun 1962 dan mendapat gelar Ph.D.
          Setelah selesai menempuh pendidikannya Harun Nasution kembali ke Indonesia pada tahun 1969 dan langsung mencemplungkan dirinya dalam bidang akademis dengan menjadi dosen di IAIN Jakarta, dan kemudian Universitas Nasional. Demikianlah sejarah singkat pendidikan Harun Nasution.

B. Pemikiran Kalam Harun Nasution

         Di dalam Ilmu Kalam Harun Nasution mengungkapkan beberapa pendapat diantaranya: peranan akal, pembaharuan teologi, dan hubungan akal dan wahyu, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam uraian berikut ini.
1.     Peranan Akal
         Besar kecilnya peranan akal dalam sistem teologi suaatu kaum sangat berpengaruh pada dinamis atau tidaknya pemahaman seseorang tentang ajaran agama islam. Menurut Harun Nasution hal ini dikarenakan di dalam Al-Qur’an lebih banyak ayat yang bersifat dzanni (dugaan) dibandingkan dengan ayat yang bersifat qhat’i (pasti). Oleh karena itu diperlukan akal untuk menafsirkan ayat-ayat yang masih bersifat dugaan atau belum jelas tersebut akan tetapi tidak juga merubah ayat-ayat yang sudah jelas.
         Harun Nasution sangat menghargai peranan akal beliau berpendapat demikian:
“Akal melambangkan kekuatan manusia. Karena akallah, manusia mempunyai kesangupan untuk menaklukkan kekuatan mahluk lain disekitarnya. Bertambah tinggi akal manusia, bertambah tinggilah kesangupannya menghadapi kekuatan-kekuatan lain tersebut”
          Tema islam agama rasional kuat bergema dalam tulisan-tulisan Harun Nasution, terutama dalam buku Akal dan Wahyu dalam islam, Teologi Islam: Aliran-aliran, Analisa Perbandingan, dan Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Muhammad Abduh.
          Dalam rangka menghormati penggunaan akal itulah Harun Nasution  menginginkan agar umat islam melakukan ijtihad dan menjauhi taklid, suatu ide yang sudah sering di kumandangkan kaum moderenis sebelumnya.
2.     Pembaharuan Teologi
         Pembaharuan teologi Harun Nasution pada dasarnya dibangun di atas asumsi bahwa keterbelakangan dan kemunduran umat islam disebabkan oleh “adanya kesalahan” dalam teologi mereka. Teologi umat islam masa kini yang cenderung fatalistic, irasional, pre-determinisme serta pasrah terhadap nasib telah membawa umat islam kedalam kesengsaraan dan keterbelakangan. Dengan demikian, jika hendak mengubah nasib umat islam, menurut Harun Nasution perlu diadakan perubahan teologi menuju teologi yang berwatak rasional, serta mandiri.
3.     Hubungan Akal dan Wahyu
          Salah satu fokus pemikiran Harun Nasution adalah hubungan antara akal dan wahyu. Ia menjelaskan bahwa wahyu dan akal memang menimbulkan pertanyaan, tetapi keduanya tidaklah bertentangan. Akal hanya mengetahui hal-hal yang masih bersifat umum saja akan tetapi wahyu datang untuk menspesifikasikan hal yang diketahui oleh akal. Akal dapat mengetahui kebaikan dan keburukan sebelum datangnya wahyu, akal dapat mengetahui adanya tuhan sebelum adanya wahyu. Akan tetapi akal tidak mampu menjelaskan secara lebih terperinci seperti akal tahu menyembelih kambing itu buruk akan tetapi wahyu memperinci hal tersebut dengan mengatakan bahwasanya menyembelih kambing untuk dibagikan kepada orang miskin itu baik. Akal tahu bahwa alam ini tidak bisa jadi begitu saja, pasti ada penciptanya akan tetapi akal tidak tahu siapa penciptanya dan wahyu datang menjelaskannya. Di dalam wahyu juga ada ayat yang membutuhkan peranan akal untuk dapat memahami isinya. Jadi jelas bahwa akal dan wahyu tidaklah bertentangan akan tetapi yang bertentangan dalam islam adalah pendapat akal ualama tertentu dengan pendapat akal ulama lainnya.
          Harun Nasution sangat mengapresiasi pemikiran kaum mu’tazilah yang sangat menhargai akal, oleh karena itu Harun Nasution penah dijuluki sebagai kaum mu’tazilah baru (Neomu’tazilah), akan tetapi beliau menyanggah dan mengatakan bahwa dirinya adalah seorang ahlussunnah yang rasional.



PENUTUP

A. Kesimpulan

Pmikiran kalam Harun Nasution antara lain:
1.      Peranan akal
2.      Pembaharuan teologi
3.      Hubungan akal dan wahyu

B. Saran

         Mari kita gunakan akal kita dengan semaksimal mungkin karena inilah yang membedakan kita dengan mahluk lain. jangan kita jadikan keistimewaan ini hanya sebagai nama saja akan tetapi mari kita jadikan keistimewaan ini untuk mendekatkan diri kita kepada sang khalik pencipta alam semesta dan isinya.




http://rizkyel-guaje.blogspot.co.id/2013/06/ilmu-kalam-masa-kini-harun-nasution-dan.html, 11 November 2017
http://rumah-dakwah--indonesia.blogspot.co.id/2014/03/biografi-prof-dr-harun-nasution.html, 11 November 2017



Tidak ada komentar: