Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah
kami ini yang berjudul “At-Taubah”. Solawat dan salam akan selalu
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membimbing ummat manusia
dari kehidupan yang penuh dengan keburukan menuju kehidupan yang penuh dengan
cahaya keimanan kepada Allah SWT.
Kita sebagai manusia tidak pernah lput
dari dosa dan salah,. Setiap hari bahkan setiap saat kita berbuat salah baik
yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari. Sehingga dosa-dosa itu menjadi
hijab dalam hubungan kita dengan Allah SWT. yang membuat kita semakin jauh dari
rahmat dan ridhanya. Namun sungguh Allah SWT. maha pemurah dan pengampun atas
segala dosa hamba-hambanya, hanya dengan bertaubat dengan sungguh-sungguh Allah
SWT. akan mengampuni segala dosa hambanya, tidak peduli sebanyak apapun
dosanya. Akan tetapi itu hanya berlaku untuk dosa kepada allah saja. Apa bila
dosanya dengan sesama manusia maka harus terlebih dahulu menyelesaikan masalah
masalah tersebut.
Kami berterima kasih
kepada bapak “Ahlan, M.Pd” selaku dosen
pembimbing untuk mata kulyah Ahlak Tasawuf yang senantiasa memberikan bimbingan
kepda kami sehingga kami mampu mengerjakan makalah ini dengan sebaik baiknya.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada orang-orang yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini yang tidak bias kami sebutkan semuanya.
Semoga makalah kami ini bisa
memberikan pemahaman kepada kita semua mengenai perkembangan ilmu pengetahuan
di masa yunani kuno. Kami menyadari bahwasanya makalah kami ini mempunyai
banyak kekurangan. Kami berharap supaya para pembaca memberikan keritik dan
saran yang dapat membangun makalah ini menjadi lebih baik lagi. Terimakasih Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
11 November 2017
Kelompok
1
Manusia
sebagai ciptaan Allah yang paling sempurna tidak pernah luput dari yang namanya
dosa, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Dosa umumnya dibagi
kedalam dua bagian yaitu dosa kepada Allah dan dosa kepada sesama manusia. Dosa
yang telah kita buat hingga detik ini sudah tidak terhitung jumlahnya. Yang
tidak pernah kita sadari adalah, dosa-dosa itu telah menjadi hijab (penghalan)
dalam hubungan kita dengan Allah SWT. Hal ini membuat doa-doa kita sulit di
kabulkan dan semua kebaik yang kita perbuat akan ditolak dan yang terparah
adalah Allah telah menyiapkan siksa neraka yang amat sangat pedih. Mungkin
dengan adanya hijab yang terbuat dari dosa-dosa kita itulah yang membuat kita
merasa tidak mendapat rahman dan rahimnya Allah SWT. Sesungguhnya Allah maha
pemaaf atas segala dosa dan kesalahan hamba-Nya, asalkan kita bertaubat, tidak
mengulangi kesalahan tersebut dan menjauhi semua kesalahan lainnya maka insyaallah Allah SWT. akan mengampuni
dosa kita semua. Oleh karena itu kami tertarik untuk membahas mengenai masalah
taubat yang menjadi kunci untuk menghapuskan dosa-dosa yang telah kita perbuat.
1.
Apakah pengertian taubat?
2.
Apakah hukum bertaubat?
3.
Apakah dalil tentang taubat
didalam Al-Qur’an dan hadis?
4.
Apakah syarat-syarat
bertaubat?
5.
Adakah tingkatan-tingkatan
taubat?
6.
Apa tujuan kita bertaubat?
7.
Apa hikmah dari bertaubat?
8.
Bagaimana cara untuk
membiasakan prilaku taubat?
Makalah ini kami
buat dengan tujuan untuk memberikan pemahaman baigi pembaca mengenai taubat dan
bagaimana bertaubat dengan sebetul-betulnya.
Taubat atau
dalam Bahasa Arabnya juga تَوْبَة
(taubah) berasal dari perkataan تَوَبَ
(tawaba) yang dari segi bahasa bermaksud kembali. Seseorang itu dikatakan تابَ
(taaba – telah bertaubat) sekiranya dia telah kembali dari
melakukan dosa atau telah meninggalkan dosa itu.
Taubat berarti
kembali kepada jalan yang diridai oleh Allah SWT. setelah sebelumnya pernah
melanggar larangan-Nya maupun melalaikan perintah-Nya, dengan menyesal secara
sungguh-sungguh atas kelsalahan yang diperbuatnya baik yang sengaja maupun yang
tidak sengaja dan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan lagi. jadi bertaubat
tidak cukup hanya dari mulut saja akan tetapi juga harus melalui perbuatan.
hukum
bertaubat adalah wajib hal ini sesuai dengan firman Allah SWT.
“Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah
kepada Allah dengan taubat yang sungguh-sungguh.” (QS. At-Tahrim : 8)
Dalam ayat ini Allah SWT. memerintahkan
kita untuk bertaubat kepadanya, karena sesungguhnya Allah sangatlah menyayani
kita, Allah tidak ingin kita menderita oleh Dosa-dosa kita sendiri dan mendapat
siksa kelak di akhirat. Jadi Allah telah memberikan jalan kepada kita semua
untuk menghapus semua dosa dan kesalahan kita supaya kita terhindar dari siksa
yang amat sangat pedih. Allah sangat mencintai hambanya yang bertaubat, allah
berfirman dalam surah Al-Baqarah : 222 “Sungguh, Allah menyukai orang yang
bertaubat dan menyukai orang yang menyucikan diri.”
Akan
tetapi tidak semua dosa dapat dimaafkan oleh Allah SWT. Ada satu dosa yang
tidak bias dimaafkan oleh Allah SWT. yaitu dosa syirik. “Sesungguhnya Allah
tidak akan mengampunkan dosa-dosa syirik tetapi akan mengampunkan selain itu.”
(An Nisaa’: 48). Maknanya semua dosa selain syirik akan dimaafkan oleh allah
SWT. Berapapun jumlahnya.
Di
dalam Al-Qur’an Allah banyak sekali menyinggung masalah taubat, namu pada
kesempatan kali ini kami akan memberikan 5 ayat saja ditambah dengan 2 ayat
sebelumnya.
1.
“Orang-orang yang memperoleh kebahagiaan ialah orang-orang yang
apabila melakukan keburukan atau menganiaya dirinya sendiri, maka mereka segera
mengingat Allah, kemudian memohon ampunan dari dosa-dosanya.” (QS. Ali-Imran: 135)
2.
“Katakanlah wahai hamba-hambaKu yang telah
melampaui batas kepada diri mereka; janganlah kamu berputus harapan dari rahmat
Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa-dosa. Sesungguhnya Dia Maha
Pengampun lagi Maha Mengasihani.” (Surah
Al-Zumar: 53)
3.
“Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih saying, (yaitu)
bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan diantara kamu lantaran
kejahilan. Kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan
perbaikan. Maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS.
Al-An’am: 54)
4.
“Jika mereka bertaubat, mendirikan solat, dan menunikan zakat, maka
(mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat
itu bagi kaum yang mengetahui” (QS. At-Taubah: 11)
5.
“Wahai orang-orang yang
beriman! Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya,
mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan
kamu ke dalam syurga-syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari
ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama
dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan
mereka, sambil mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya
kami dan sempurnakanlah kami; sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(QS.
At-Tahrim: 8)
Nabi Muhammad
SAW. Juga banyak membahas mengenai taubat di dalam hadis-hadisnya diantaranya
adalah sebagai berikut :
1.
“Sesungguhnya Allah Subhanhu
Wa Ta'ala membentangkan tangan-Nya di malam hari untuk menerima taubat hamba
yang berdosa di siag hari. Dan Allah Subhanhu Wa Ta'ala membentangkan tagan-Nya
di siang hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di malam hari, sampai
matahari terbit dari barat.” (HR. Muslim).
2.
“Barangsiapa yang taubat
sebelum terbitnya matahari dari arah barat maka Allah terima taubatnya.” (HR
Muslim)
3.
“Tiap-tiap bani Adam itu
membuat kesalahan, tetapi sebaik-baiknya orang yang banyak membuat kesalahan
ialah orang yang banyak bertaubat.” (HR. Tirmizi dan Ibnu Majah)
Syarat-syarat taubat terbagi
menjadi dua bagian yaitu:
1.
Syarat taubat atas dosa dan
kesalahan dengan Allah
2.
Syarat taubat atas dosa dan
kesalahan dengan sesama manusia
SYARAT TAUBAT DOSA DENGAN ALLA
Antara syarat-syarat taubat yang
berhubung dengan Allah ialah:
1.
Menyesal dengan
sungguh-sungguh atas dosa yang telah dilakukan. Yakni merasa kesal, sedih, dan
rasa malu kerana melanggar syariat Allah. Sekaligus mendatangkan perasaan berserah
diri kepada-Nya.
2.
Bertekat untuk tidak akan
mengulangi lagi perkara-perkara yang menjadi larangan Allah itu.
3.
Meninggalkan
perkara-perkara yang mendatangkan dosa-dosa dengan Allah SWT. baik dosa besar
maupun dosa kecil.
a.
Antara contoh-contoh dosa
besar ialah meninggalkan solat, tidak puasa, mengadu, minum arak, zina, judi,
riba, memfitnah, membunuh dan lain-lain.
b.
Di antara dosa-dosa kecil
ialah memamerkan aurat, mendengar nyanyian yang menaikkan nafsu syahwat,
berkata-kata kasar/kotor, bergurau berlebih-lebihan, berkelahi, boros dan
lain-lain.
SYARAT TAUBAT DOSA DENGAN
MANUSIA
Sekiranya
seseorang itu berbuat dosa dan kesalahan yang ada hubungannya dengan sesama
manusia, maka syarat-syarat taubat yang mesti ditempuhi ialah:
1.
Menyesal dengan
sungguh-sungguh atas segala kesalahan yang dibuat terhadap orang tersebut.
Benar-benar terasa di hati perasaan sedih, dukacita dan rasa malu berbuat
begitu.
2.
Meninggalkan
perkara-perkara yang mendatangkan dosa dengan manusia.
3.
Berjanji akan
bersungguh-sungguh untuk tidak mengulangi perkara-perkara yang mendatangkan
dosa yang ada hubungan dengan manusia (mu’amaidh).
4.
Meminta maaf atau meminta
ridho kepada orang yang kita telah berbuat dosa terhadapnya atau membayar semua
ganti rugi atau mengembalikan barang yang telah diambil.Dosa-dosa sesama
manusia ini kalau hendak disebutkan terlalu banyak.
Secara ringkasnya ia boleh
dibagi menjadi empat kategori yaitu:
a.
Dosa yang ada hubungan
dengan harta.
Contohnya hutang yang tidak
dibayar, harta yang dicuri, dirampas, ditipu, dibinasakan dan lain-lain lagi.
Ini semua harus diminta ke ridha-an dari pemiliknya atau meminta maaf pada
orang yang bersangkutan atau bayar hutang atau dibayar ganti ruginya.
b.
Dosa yang ada hubungan
dengan peribadi.
Contohnya pukul, tempeleng,
menyubit, menyiksa dengan barang-barang tajam atau binatang-binatang beracun,
mencacatkan atau memotong anggota badannya, mengurung atau memenjarakannya dan
lain-lain. Dosa-dosa ini semuanya harus dimintakan maaf kepada orang berkenaan
dan bersedia menerima hukuman mengikut ketentuan syariat sekiranya dia meminta
untuk menghukum kita atas perbuatan yang telah kita lakukan itu.
c.
Dosa yang ada hubungan
dengan nama baik.
Misalnya mempermalukan di depan
khalayak ramai, mengumpat dirinya, menghinanya, menuduh dia dengan
tuduhan-tuduhan yang tidak benar, fitnah dan lain-lain. Ini harus dengan meminta
maaf.
d.
Dosa yang ada hubungan
dengan keluarganya.
Contohnya kita pernah
pegang-pegang, raba-raba, cium anak perempuannya atau zina terhadap anggota
keluarganya dan lain-lain. Maka hendaklah meminta maaf dan minta ridho dari
keluarganya. Kalau mereka tidak ridho dan memaafkan.
Dari uraian
diatas dapat kita lihat bahwa dosa terhadap manusia lebih susah untuk di
maafkan disbanding kan dengan dosa terhadap Allah. Oleh karnanya sebaiknya
didalam kita bergaul dengan sesama ada baiknya kita menjaga sopan santun kita
supaya tidak menyakiti orang lain. Rasulullah
SAW. Bersabda “Ikutilah kejahatan dengan kebaikan, niscaya ia akan mengapusnya”
IMAM Al-Ghazali
mengungkapkan bahwa orang yang melakukan taubat itu dapat ditilik dari keadaan
taubatnya dan sikapnya dalam empat tingkatan:
1.
seorang yang bertaubat dan
terus tetap bertaubat hingga akhir usianya. Di dalam hatinya ia berjanji tidak
akan mengulangi perbuatan dosanya lagi. Tentu saja hal ini dikecualikan atas
kesalahan yang menurut kebiasaan manusia tidak dapat menghindarinya. Inilah
yang disebut istiqamah, kemantapan dalam taubatnya.
Taubat
semacam ini dinamakan taubat nasuha, taubat yang mampu menasehati dirinya
sendiri. Untuk selanjutnya tidak membuat pelanggaran lagi dengan keinsyafan
yang sebenar-benarnya. Orang yang bertaubat seperti itu adalah orang yang
memiliki jiwa yang tenang (nafsul mutmainah).
2.
orang yang bertaubat tetapi
belum dapat melepaskan diri dari berbagai dosa yang menghinggapinya. Dalam
hatinya sama sekali tidak terketuk untuk berbuat dosa. Namun keadaan memaksa ia
terjebak dosa. Saat dosa menghampirinya, saat itu pula ia bertaubat, dan
benar-benar menyesalinya.
Jiwa orang
semacam ini tergolong nafsu lawwamah, yaitu jiwa penyesalan; jiwa
yang selalu menyesal atas dosa yang dilakukannya. Padahal dosa itu sendiri
bukan dorongan hati dan tidak ada kesengajaan sama sekali.
Taubat
semacam ini tergolong taubat yang nilainya tinggi, tetapi lebih rendah mutunya
dari taubat yang pertama. Dan taubat ini umumnya dilakukan oleh kebanyakan
orang. Pelakunya berhak diberi janji baik dari Allah SWT. :
“Orang-orang yang mendapatkan
kebaikan yaitu orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan beberapa kemaksiatan,
kecuali yang hanya merupakan lintasan dalam hati. Sesungguhnya Tuhanmu adalah
amat luas pengampunannya.” (QS. An-Najm: 31-32)
Oleh karena
itu, maka segala yang terlintas di dalam hati yang dianggap dosa kecil, yang
bukan keinginannya sendiri. Kesalahan semacam ini dapat dimaafkan.
Dalam hadist disebutkan:
“Setiap mukmin tentu terkena
dosa yang menimpanya pada setiap waktu.” (HR. Thabrani dan Baihaqi)
Keterangan
ini sebagai dalil bahwa kadar dosa yang demikian itu tidak merusak taubat yang
sudah diikrarkan dan orang yang melakukannya tidak termasuk yang mengekalkan
kemaksiatan.
3.
seseorang yang bertaubat
namun pada saat-saat tertentu ia dikalahkan oleh nafsu syahwatnya dengan
melakukan beberapa macam kemaksiatan. Dan ia sadar bahwa kemaksiatan yang
dilakukannya sengaja, karena memang tidak mampu mengekang nafsu syahwatnya.
Dalam waktu
yang sama ia tetap melaksanakan ketaatan dan sebagian dosa-dosa besar
ditinggalkan. Dalam hatinya ia berkeinginan agar mampu menghindari dorongan
nafsu syahwatnya. Malahan saat selesai melaksanakan kemaksiatan, ia menyesali
dirinya sendiri. Namun kekuatan nafsunya terkadang berimbang dengan iman.
Jiwa yang demikian itu
dinamakan nafsu musawwalah; yaitu jiwa yang memerintah diri. Mereka
ini tergolong orang yang disinggung oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam
firmannya:
“Ada
pun orang-orang lain yang sudah mengakui dosa-dosanya, tetapi mereka itu suka
mencampurkan amalan baiknya dengan amalan buruknya.” (QS. At-Taubah: 102)
4.
seorang yang bertaubat
dengan waktu yang terbatas untuk selanjutnya ia kembali menjerumuskan dirinya
dalam berbagai perbuatan dosa. Orang semacam ini sama sekali tidak menyesali
perbuatan dosanya itu dan tidak ada keinginan segera bertaubat.
Jiwa yang
demikian itu disebut nafsu amarah bissuui, yaitu jiwa yang mengajak
pada kejahatan. Indikasinya ia suka mendekati keburukan dan menjauhi kebaikan.
Taubat ketiga
dan keempat ini dikhawatirkan berujung pada su-ul khatimah, yakni
penghabisan yang buruk.
Ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang yang bertaubat diantaranya
adalah :
1.
Memelihara diri yang suci dari dosa terutama pada
hari perhitungan di akhirat kelak
2.
Ibadah yang dilakukan diterima Allah s.w.t.
3.
Dapat mengerjakan ibadah dengan sempurna
4.
Mendapat balasan yang baik pada hari akhirat
5.
Mendapat petunjuk dan hidayah dari Allah s.w.t.
6.
Jiwa dan perasaan tenang
Apabila kita bertaubat
dengan taubat yang sungguh-sungguh dan ikhlas dalam menjalankannya, murni untuk
mendapatkan ridha Allah SWT. dan mendekatkan diri kepada-Nya, maka kita akan
mendapat beberapa hikmah dari taubat kita tersebut diantaranya sebagai berikut
:
1.
Dicintai Allah
2.
Menghapuskan Dosa-Dosa
3.
Menjauhkan Diri Daripada
Lingkungan Keburukan
4.
Mendapat Kejayaan Di Dunia
Dan Di Akhirat
5.
Mengubah Dosa Kepada
Kebaikan
6.
Mendapat Ganjaran Daripada
Allah S.W.T
7.
Membuang Kekosongan Hati
Dan Mendekatkan Diri Kepada Allah
8.
Mensucikan Hati
Tidak
ada satupun orang di dunia ini yang luput dari yang namanya dosa. Karena memang
itulah fitrah kita sebagai manusia. Sebagai mana sabda Rasulullah SAW. “manusia
itu adalah tempatnya salah dan lupa” (HR. Ahmad). Namun kita sangatlah
beruntung karena Allah senantiasa membukakan pintu taubat kepada kita selama
nyawa masih di kandung badan. Akan tetapi jangan pula hal ini membuat kita
menunda-nunda taubat kita karena urusan maut itu adalah rahasia Allah SWT.
tidak seorang pun yang mengetahuinya.
Orang yang baik
dan sempurna bukan yang tidak pernah melakukan perbuatan dosa, melainkan ketika
melakukan perbuatan dosa dan salah segera bertaubat.
Membiasakan diri berperilaku tobat dalam kehidupan sehari-hari, merupakan suatu perbuatan yang sangat terpuji. Apalagi mulai dibiasakan sejak usia dini. Untuk dapat membiasakan diri berakhlak terpuji taubat, sebaiknya memperhatikan beberapa hal berikut ini :
Membiasakan diri berperilaku tobat dalam kehidupan sehari-hari, merupakan suatu perbuatan yang sangat terpuji. Apalagi mulai dibiasakan sejak usia dini. Untuk dapat membiasakan diri berakhlak terpuji taubat, sebaiknya memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1. Menydari sepenuhnya
bahwa perbuatan dosa itu hanya akan mendatangkan mudarat dan kerugian, baik di
dunia maupun di akhirat.
2. Yakin dalam hati
bahwa Allah SWT. Maha pemaaf dan pengampun segala dosa.
4. Mulailah dari
sekarang untuk membiasakan diri berakhlak taubat.
5. Selalu berdoa kepada
Allah SWT. agar diberi kekuatan dalam mengamalkan akhlak tobat.
Segeralah
bertaubat selagi kita masih diberi kesempatan dan masih hidup di dunia. Persiapkan
bekal menuju kehidupan yang kekal.
Didalam
menjalani kehidupannya manusia senantiasa selalu berbuat dosa baik yang besar
maupun yang kecil, yang disengaja maupun yang tidak. Jadi tidak ada alas an
bagi manusia untuk tidak bertaubat setiap saat. Apa bila kesalahannya kepada Allah
maka segeralah bertaubat dan jika kesalahannya kepada sesame manusia maka
segeralah meminta maaf. Selama hayat masih dikandung badan dan matahari belum
terbit dari barat maka pintu taubat masih terbuka lebar bagi kita semua. Dan
banyak hikmah yang kita dapatkan apabila kita bertaubat dengan sungguh-sungguh
dan ikhlas.
Mari kita
biasakan dirikita untuk senantiasa bertaubat kepada AllahSWT. dengan
mengharapkan ridha-Nya. Rasulullah seaja yang sudah diampuni semua dosa dan
kesalahannya baik yang di masa lalu maupun di masa yang akan dating senantiasa
bertaubat kepada Allah SWT. Lalu bagaimana dengan kita yangtidak mendapat
jaminan apapun akan tetapi kita seringkali menunda-ninda taubat kita, berfikir
karena usia yang masih muda taubatnya nanti setelah tua saja. Padahal sudah
banyak fakta yang kita lihat tidak hanya orang yang sudah tua saja yang
meninggal, akan tetapi baanyak bayi yang baru lahir juga meninggal. Oleh karena
itu mari kita segera bertaubat selagi kita masih diberikan kesempatan hidup di
dunia. Persiapkan bekal menuju kehidupan yang kekal.
http://oaseislam.com/pengertian-taubat-dan-syarat-bertaubat/
https://ms.wikipedia.org/wiki/Taubat_menurut_Islam
https://ustazidrissulaiman.wordpress.com/2013/07/19/taubat-menurut-al-quran-dan-sunnah/
http://dakwahsyariah.blogspot.com/2013/09/taubat-menurut-al-quran-dan-hadits.html
http://www.catatanmoeslimah.com/2016/08/13-ayat-al-quran-tentang-taubat-dan-terjemahannya.html
https://www.hidayatullah.com/kajian/tazkiyatun-nafs/read/2017/05/29/117568/empat-tingkatan-taubat-menurut-ghazali.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar