Senin, 14 Mei 2018

Makalah Mengenai Taubat


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah kami ini yang berjudul “At-Taubah”. Solawat dan salam akan selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membimbing ummat manusia dari kehidupan yang penuh dengan keburukan menuju kehidupan yang penuh dengan cahaya keimanan kepada Allah SWT.
Kita sebagai manusia tidak pernah lput dari dosa dan salah,. Setiap hari bahkan setiap saat kita berbuat salah baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari. Sehingga dosa-dosa itu menjadi hijab dalam hubungan kita dengan Allah SWT. yang membuat kita semakin jauh dari rahmat dan ridhanya. Namun sungguh Allah SWT. maha pemurah dan pengampun atas segala dosa hamba-hambanya, hanya dengan bertaubat dengan sungguh-sungguh Allah SWT. akan mengampuni segala dosa hambanya, tidak peduli sebanyak apapun dosanya. Akan tetapi itu hanya berlaku untuk dosa kepada allah saja. Apa bila dosanya dengan sesama manusia maka harus terlebih dahulu menyelesaikan masalah masalah tersebut.
                        Kami berterima kasih kepada  bapak “Ahlan, M.Pd” selaku dosen pembimbing untuk mata kulyah Ahlak Tasawuf yang senantiasa memberikan bimbingan kepda kami sehingga kami mampu mengerjakan makalah ini dengan sebaik baiknya. Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada orang-orang yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini yang tidak bias kami sebutkan semuanya.
            Semoga makalah kami ini bisa memberikan pemahaman kepada kita semua mengenai perkembangan ilmu pengetahuan di masa yunani kuno. Kami menyadari bahwasanya makalah kami ini mempunyai banyak kekurangan. Kami berharap supaya para pembaca memberikan keritik dan saran yang dapat membangun makalah ini menjadi lebih baik lagi. Terimakasih Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
11 November 2017


Kelompok 1















Manusia sebagai ciptaan Allah yang paling sempurna tidak pernah luput dari yang namanya dosa, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Dosa umumnya dibagi kedalam dua bagian yaitu dosa kepada Allah dan dosa kepada sesama manusia. Dosa yang telah kita buat hingga detik ini sudah tidak terhitung jumlahnya. Yang tidak pernah kita sadari adalah, dosa-dosa itu telah menjadi hijab (penghalan) dalam hubungan kita dengan Allah SWT. Hal ini membuat doa-doa kita sulit di kabulkan dan semua kebaik yang kita perbuat akan ditolak dan yang terparah adalah Allah telah menyiapkan siksa neraka yang amat sangat pedih. Mungkin dengan adanya hijab yang terbuat dari dosa-dosa kita itulah yang membuat kita merasa tidak mendapat rahman dan rahimnya Allah SWT. Sesungguhnya Allah maha pemaaf atas segala dosa dan kesalahan hamba-Nya, asalkan kita bertaubat, tidak mengulangi kesalahan tersebut dan menjauhi semua kesalahan lainnya maka insyaallah Allah SWT. akan mengampuni dosa kita semua. Oleh karena itu kami tertarik untuk membahas mengenai masalah taubat yang menjadi kunci untuk menghapuskan dosa-dosa yang telah kita perbuat.
1.             Apakah pengertian taubat?
2.             Apakah hukum bertaubat?
3.             Apakah dalil tentang taubat didalam Al-Qur’an dan hadis?
4.             Apakah syarat-syarat bertaubat?
5.             Adakah tingkatan-tingkatan taubat?
6.             Apa tujuan kita bertaubat?
7.             Apa hikmah dari bertaubat?
8.             Bagaimana cara untuk membiasakan prilaku taubat?
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memberikan pemahaman baigi pembaca mengenai taubat dan bagaimana bertaubat dengan sebetul-betulnya.



Taubat atau dalam Bahasa Arabnya juga  تَوْبَة  (taubah) berasal dari perkataan تَوَبَ  (tawaba) yang dari segi bahasa bermaksud kembali. Seseorang itu dikatakan تابَ  (taaba – telah bertaubat) sekiranya dia telah kembali dari melakukan dosa atau telah meninggalkan dosa itu.
Taubat berarti kembali kepada jalan yang diridai oleh Allah SWT. setelah sebelumnya pernah melanggar larangan-Nya maupun melalaikan perintah-Nya, dengan menyesal secara sungguh-sungguh atas kelsalahan yang diperbuatnya baik yang sengaja maupun yang tidak sengaja dan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan lagi. jadi bertaubat tidak cukup hanya dari mulut saja akan tetapi juga harus melalui perbuatan.
hukum bertaubat adalah wajib hal ini sesuai dengan firman Allah SWT.
 “Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sungguh-sungguh.” (QS. At-Tahrim : 8)
Dalam ayat ini Allah SWT. memerintahkan kita untuk bertaubat kepadanya, karena sesungguhnya Allah sangatlah menyayani kita, Allah tidak ingin kita menderita oleh Dosa-dosa kita sendiri dan mendapat siksa kelak di akhirat. Jadi Allah telah memberikan jalan kepada kita semua untuk menghapus semua dosa dan kesalahan kita supaya kita terhindar dari siksa yang amat sangat pedih. Allah sangat mencintai hambanya yang bertaubat, allah berfirman dalam surah Al-Baqarah : 222 “Sungguh, Allah menyukai orang yang bertaubat dan menyukai orang yang menyucikan diri.”
               Akan tetapi tidak semua dosa dapat dimaafkan oleh Allah SWT. Ada satu dosa yang tidak bias dimaafkan oleh Allah SWT. yaitu dosa syirik. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampunkan dosa-dosa syirik tetapi akan mengampunkan selain itu.” (An Nisaa’: 48). Maknanya semua dosa selain syirik akan dimaafkan oleh allah SWT. Berapapun jumlahnya.
              Di dalam Al-Qur’an Allah banyak sekali menyinggung masalah taubat, namu pada kesempatan kali ini kami akan memberikan 5 ayat saja ditambah dengan 2 ayat sebelumnya.
1.           “Orang-orang yang memperoleh kebahagiaan ialah orang-orang yang apabila melakukan keburukan atau menganiaya dirinya sendiri, maka mereka segera mengingat Allah, kemudian memohon ampunan dari dosa-dosanya.” (QS. Ali-Imran: 135)
2.            “Katakanlah wahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas kepada diri mereka; janganlah kamu berputus harapan dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa-dosa. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani.” (Surah Al-Zumar: 53)
3.           “Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih saying, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan diantara kamu lantaran kejahilan. Kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan. Maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-An’am: 54)
4.           “Jika mereka bertaubat, mendirikan solat, dan menunikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui” (QS. At-Taubah: 11)
5.           “Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam syurga-syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan sempurnakanlah kami; sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(QS. At-Tahrim: 8)
Nabi Muhammad SAW. Juga banyak membahas mengenai taubat di dalam hadis-hadisnya diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      “Sesungguhnya Allah Subhanhu Wa Ta'ala membentangkan tangan-Nya di malam hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di siag hari. Dan Allah Subhanhu Wa Ta'ala membentangkan tagan-Nya di siang hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di malam hari, sampai matahari terbit dari barat.” (HR. Muslim).
2.      “Barangsiapa yang taubat sebelum terbitnya matahari dari arah barat maka Allah terima taubatnya.” (HR Muslim)
3.      “Tiap-tiap bani Adam itu membuat kesalahan, tetapi sebaik-baiknya orang yang banyak membuat kesalahan ialah orang yang banyak bertaubat.” (HR. Tirmizi dan Ibnu Majah)
Syarat-syarat taubat terbagi menjadi dua bagian  yaitu:
1.      Syarat taubat atas dosa dan kesalahan dengan Allah
2.      Syarat taubat atas dosa dan kesalahan dengan sesama manusia
SYARAT TAUBAT DOSA DENGAN ALLA
Antara syarat-syarat taubat yang berhubung dengan Allah ialah:
1.      Menyesal dengan sungguh-sungguh atas dosa yang telah dilakukan. Yakni merasa kesal, sedih, dan rasa malu kerana melanggar syariat Allah. Sekaligus mendatangkan perasaan berserah diri kepada-Nya.
2.      Bertekat untuk tidak akan mengulangi lagi perkara-perkara yang menjadi larangan Allah itu.
3.      Meninggalkan perkara-perkara yang mendatangkan dosa-dosa dengan Allah SWT. baik dosa besar maupun dosa kecil.
a.      Antara contoh-contoh dosa besar ialah meninggalkan solat, tidak puasa, mengadu, minum arak, zina, judi, riba, memfitnah, membunuh dan lain-lain.
b.      Di antara dosa-dosa kecil ialah memamerkan aurat, mendengar nyanyian yang menaikkan nafsu syahwat, berkata-kata kasar/kotor, bergurau berlebih-lebihan, berkelahi, boros dan lain-lain.
SYARAT TAUBAT DOSA DENGAN MANUSIA
Sekiranya seseorang itu berbuat dosa dan kesalahan yang ada hubungannya dengan sesama manusia, maka syarat-syarat taubat yang mesti ditempuhi ialah:
1.      Menyesal dengan sungguh-sungguh atas segala kesalahan yang dibuat terhadap orang tersebut. Benar-benar terasa di hati perasaan sedih, dukacita dan rasa malu berbuat begitu.
2.      Meninggalkan perkara-perkara yang mendatangkan dosa dengan manusia.
3.      Berjanji akan bersungguh-sungguh untuk tidak mengulangi perkara-perkara yang mendatangkan dosa yang ada hubungan dengan manusia (mu’amaidh).
4.      Meminta maaf atau meminta ridho kepada orang yang kita telah berbuat dosa terhadapnya atau membayar semua ganti rugi atau mengembalikan barang yang telah diambil.Dosa-dosa sesama manusia ini kalau hendak disebutkan terlalu banyak.
Secara ringkasnya ia boleh dibagi menjadi empat kategori yaitu:
a.      Dosa yang ada hubungan dengan harta.
Contohnya hutang yang tidak dibayar, harta yang dicuri, dirampas, ditipu, dibinasakan dan lain-lain lagi. Ini semua harus diminta ke ridha-an dari pemiliknya atau meminta maaf pada orang yang bersangkutan atau bayar hutang atau dibayar ganti ruginya.
b.      Dosa yang ada hubungan dengan peribadi.
Contohnya pukul, tempeleng, menyubit, menyiksa dengan barang-barang tajam atau binatang-binatang beracun, mencacatkan atau memotong anggota badannya, mengurung atau memenjarakannya dan lain-lain. Dosa-dosa ini semuanya harus dimintakan maaf kepada orang berkenaan dan bersedia menerima hukuman mengikut ketentuan syariat sekiranya dia meminta untuk menghukum kita atas perbuatan yang telah kita lakukan itu.
c.       Dosa yang ada hubungan dengan nama baik.
Misalnya mempermalukan di depan khalayak ramai, mengumpat dirinya, menghinanya, menuduh dia dengan tuduhan-tuduhan yang tidak benar, fitnah dan lain-lain. Ini harus dengan meminta maaf.
d.      Dosa yang ada hubungan dengan keluarganya.
Contohnya kita pernah pegang-pegang, raba-raba, cium anak perempuannya atau zina terhadap anggota keluarganya dan lain-lain. Maka hendaklah meminta maaf dan minta ridho dari keluarganya. Kalau mereka tidak ridho dan memaafkan.
Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa dosa terhadap manusia lebih susah untuk di maafkan disbanding kan dengan dosa terhadap Allah. Oleh karnanya sebaiknya didalam kita bergaul dengan sesama ada baiknya kita menjaga sopan santun kita supaya tidak menyakiti orang lain.  Rasulullah SAW. Bersabda “Ikutilah kejahatan dengan kebaikan, niscaya ia akan mengapusnya”
               IMAM Al-Ghazali mengungkapkan bahwa orang yang melakukan taubat itu dapat ditilik dari keadaan taubatnya dan sikapnya dalam empat tingkatan:
1.      seorang yang bertaubat dan terus tetap bertaubat hingga akhir usianya. Di dalam hatinya ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatan dosanya lagi. Tentu saja hal ini dikecualikan atas kesalahan yang menurut kebiasaan manusia tidak dapat menghindarinya. Inilah yang disebut istiqamah, kemantapan dalam taubatnya.
Taubat semacam ini dinamakan taubat nasuha, taubat yang mampu menasehati dirinya sendiri. Untuk selanjutnya tidak membuat pelanggaran lagi dengan keinsyafan yang sebenar-benarnya. Orang yang bertaubat seperti itu adalah orang yang memiliki jiwa yang tenang (nafsul mutmainah).
2.      orang yang bertaubat tetapi belum dapat melepaskan diri dari berbagai dosa yang menghinggapinya. Dalam hatinya sama sekali tidak terketuk untuk berbuat dosa. Namun keadaan memaksa ia terjebak dosa. Saat dosa menghampirinya, saat itu pula ia bertaubat, dan benar-benar menyesalinya.
Jiwa orang semacam ini tergolong nafsu lawwamah, yaitu jiwa penyesalan; jiwa yang selalu menyesal atas dosa yang dilakukannya. Padahal dosa itu sendiri bukan dorongan hati dan tidak ada kesengajaan sama sekali.
Taubat semacam ini tergolong taubat yang nilainya tinggi, tetapi lebih rendah mutunya dari taubat yang pertama. Dan taubat ini umumnya dilakukan oleh kebanyakan orang. Pelakunya berhak diberi janji baik dari Allah SWT. :
Orang-orang yang mendapatkan kebaikan yaitu orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan beberapa kemaksiatan, kecuali yang hanya merupakan lintasan dalam hati. Sesungguhnya Tuhanmu adalah amat luas pengampunannya.” (QS. An-Najm: 31-32)
Oleh karena itu, maka segala yang terlintas di dalam hati yang dianggap dosa kecil, yang bukan keinginannya sendiri. Kesalahan semacam ini dapat dimaafkan.
Dalam hadist disebutkan:
“Setiap mukmin tentu terkena dosa yang menimpanya pada setiap waktu.” (HR. Thabrani dan Baihaqi)
Keterangan ini sebagai dalil bahwa kadar dosa yang demikian itu tidak merusak taubat yang sudah diikrarkan dan orang yang melakukannya tidak termasuk yang mengekalkan kemaksiatan.
3.      seseorang yang bertaubat namun pada saat-saat tertentu ia dikalahkan oleh nafsu syahwatnya dengan melakukan beberapa macam kemaksiatan. Dan ia sadar bahwa kemaksiatan yang dilakukannya sengaja, karena memang tidak mampu mengekang nafsu syahwatnya.
Dalam waktu yang sama ia tetap melaksanakan ketaatan dan sebagian dosa-dosa besar ditinggalkan. Dalam hatinya ia berkeinginan agar mampu menghindari dorongan nafsu syahwatnya. Malahan saat selesai melaksanakan kemaksiatan, ia menyesali dirinya sendiri. Namun kekuatan nafsunya terkadang berimbang dengan iman.
Jiwa yang demikian itu dinamakan nafsu musawwalah; yaitu jiwa yang memerintah diri. Mereka ini tergolong orang yang disinggung oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam firmannya:
Ada pun orang-orang lain yang sudah mengakui dosa-dosanya, tetapi mereka itu suka mencampurkan amalan baiknya dengan amalan buruknya.” (QS. At-Taubah: 102)
4.      seorang yang bertaubat dengan waktu yang terbatas untuk selanjutnya ia kembali menjerumuskan dirinya dalam berbagai perbuatan dosa. Orang semacam ini sama sekali tidak menyesali perbuatan dosanya itu dan tidak ada keinginan segera bertaubat.
Jiwa yang demikian itu disebut nafsu amarah bissuui, yaitu jiwa yang mengajak pada kejahatan. Indikasinya ia suka mendekati keburukan dan menjauhi kebaikan.
Taubat ketiga dan keempat ini dikhawatirkan berujung pada su-ul khatimah, yakni penghabisan yang buruk.
               Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang yang bertaubat diantaranya adalah :
1.      Memelihara diri yang suci dari dosa terutama pada hari perhitungan di akhirat kelak
2.      Ibadah yang dilakukan diterima Allah s.w.t.
3.      Dapat mengerjakan ibadah dengan sempurna
4.      Mendapat balasan yang baik pada hari akhirat
5.      Mendapat petunjuk dan hidayah dari Allah s.w.t.
6.      Jiwa dan perasaan tenang

               Apabila kita bertaubat dengan taubat yang sungguh-sungguh dan ikhlas dalam menjalankannya, murni untuk mendapatkan ridha Allah SWT. dan mendekatkan diri kepada-Nya, maka kita akan mendapat beberapa hikmah dari taubat kita tersebut diantaranya sebagai berikut :
1.    Dicintai Allah
2.    Menghapuskan Dosa-Dosa
3.    Menjauhkan Diri Daripada Lingkungan Keburukan
4.    Mendapat Kejayaan Di Dunia Dan Di Akhirat
5.    Mengubah Dosa Kepada Kebaikan
6.    Mendapat Ganjaran Daripada Allah S.W.T
7.    Membuang Kekosongan Hati Dan Mendekatkan Diri Kepada Allah
8.    Mensucikan Hati
               Tidak ada satupun orang di dunia ini yang luput dari yang namanya dosa. Karena memang itulah fitrah kita sebagai manusia. Sebagai mana sabda Rasulullah SAW. “manusia itu adalah tempatnya salah dan lupa” (HR. Ahmad). Namun kita sangatlah beruntung karena Allah senantiasa membukakan pintu taubat kepada kita selama nyawa masih di kandung badan. Akan tetapi jangan pula hal ini membuat kita menunda-nunda taubat kita karena urusan maut itu adalah rahasia Allah SWT. tidak seorang pun yang mengetahuinya.
Orang yang baik dan sempurna bukan yang tidak pernah melakukan perbuatan dosa, melainkan ketika melakukan perbuatan dosa dan salah segera bertaubat.
Membiasakan diri berperilaku tobat dalam kehidupan sehari-hari, merupakan suatu perbuatan yang sangat terpuji. Apalagi mulai dibiasakan sejak usia dini. Untuk dapat membiasakan diri berakhlak terpuji taubat, sebaiknya memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1.      Menydari sepenuhnya bahwa perbuatan dosa itu hanya akan mendatangkan mudarat dan kerugian, baik di dunia maupun di akhirat.
2.      Yakin dalam hati bahwa Allah SWT. Maha pemaaf dan pengampun segala dosa.
3.      Berusaha menjaga dan mengendalikan hawa nafsu, agar tidak terjerumus ke dalam jurang dosa.
4.      Mulailah dari sekarang untuk membiasakan diri berakhlak taubat.
5.      Selalu berdoa kepada Allah SWT. agar diberi kekuatan dalam mengamalkan akhlak tobat.
Segeralah bertaubat selagi kita masih diberi kesempatan dan masih hidup di dunia. Persiapkan bekal menuju kehidupan yang kekal.



               Didalam menjalani kehidupannya manusia senantiasa selalu berbuat dosa baik yang besar maupun yang kecil, yang disengaja maupun yang tidak. Jadi tidak ada alas an bagi manusia untuk tidak bertaubat setiap saat. Apa bila kesalahannya kepada Allah maka segeralah bertaubat dan jika kesalahannya kepada sesame manusia maka segeralah meminta maaf. Selama hayat masih dikandung badan dan matahari belum terbit dari barat maka pintu taubat masih terbuka lebar bagi kita semua. Dan banyak hikmah yang kita dapatkan apabila kita bertaubat dengan sungguh-sungguh dan ikhlas.
Mari kita biasakan dirikita untuk senantiasa bertaubat kepada AllahSWT. dengan mengharapkan ridha-Nya. Rasulullah seaja yang sudah diampuni semua dosa dan kesalahannya baik yang di masa lalu maupun di masa yang akan dating senantiasa bertaubat kepada Allah SWT. Lalu bagaimana dengan kita yangtidak mendapat jaminan apapun akan tetapi kita seringkali menunda-ninda taubat kita, berfikir karena usia yang masih muda taubatnya nanti setelah tua saja. Padahal sudah banyak fakta yang kita lihat tidak hanya orang yang sudah tua saja yang meninggal, akan tetapi baanyak bayi yang baru lahir juga meninggal. Oleh karena itu mari kita segera bertaubat selagi kita masih diberikan kesempatan hidup di dunia. Persiapkan bekal menuju kehidupan yang kekal.







http://oaseislam.com/pengertian-taubat-dan-syarat-bertaubat/

https://ms.wikipedia.org/wiki/Taubat_menurut_Islam

https://ustazidrissulaiman.wordpress.com/2013/07/19/taubat-menurut-al-quran-dan-sunnah/

http://dakwahsyariah.blogspot.com/2013/09/taubat-menurut-al-quran-dan-hadits.html

http://www.catatanmoeslimah.com/2016/08/13-ayat-al-quran-tentang-taubat-dan-terjemahannya.html

https://www.hidayatullah.com/kajian/tazkiyatun-nafs/read/2017/05/29/117568/empat-tingkatan-taubat-menurut-ghazali.html


Tidak ada komentar: